Selasa, 25 Maret 2014
Kepadamu,
Sedikit cahaya yang dapat masuk ke kamarku hari ini. Seperti
biasa, awan masih bersepakat mewarnai kota ini dengan warna abu-abu, yang siap
menurunkan hujan kapanpun dia mau. Aku bangun tidak sepagi biasanya, bisa
dibilang terlambat untuk kuliah pagi hari ini. Sejujurnya mungkin aku merasa
sedikit kelelahan, dengan segala kesibukan dan waktu yang sedikit untuk sekadar
berdamai dengan diri sendiri. Tapi kelelahan bukan alasan untuk tidak
menunaikan kewajiban dan aku bukan orang yang biasa mencari pembenaran.
Aku percaya ada pengaruh yang diciptakan suasana terhadap
perilaku seseorang. Cuaca seperti ini pasti akan membuat beberapa orang lebih
malas dan terjebak dalam gravitasi yang ditawarkan bantal. Begitu juga dalam
kehidupan perkuliahan, aku merasa mendapat pengaruh positif dari lingkunganku.
Tak terkecuali di Cendekia Teknika, selalu ada energi positif yang dapat diraih
dan kesalahan yang dapat dijadikan pelajaran di setiap waktunya.
Ah, ada satu kata yang aku harus tandai pada kalimat sebelum
ini. Waktu. Karena kita semua terperangkap dalam dimensi waktu dan kebetulan
juga terperangkap di dunia pada dimensi waktu yang hampir sama. Masa kuliah,
masa gladi resik menghadapi kehidupan. Ibarat seorang anak kecil kita belajar
untuk mulai dari telungkup, merangkak, berjalan, hingga bisa berlari dengan
kakinya sendiri. Cendekia Teknika hadir di situ, untuk membantu diri sendiri
dan orang lain meraih yang terbaik di masa ini. Kakak-kakak yang selalu ada
untuk membimbing dan mengawasi serta adik-adik yang ada untuk saling
mengingatkan.
Bagiku, ada satu frasa yang penting dalam proses menjadi
seorang cendekia. Seperti pesan yang tersimpan dari lagu itu. Berjalan lebih
jauh, kita adalah orang-orang yang memang ingin berjalan lebih jauh dan
menyelam lebih dalam. Sedikit pesan terselip di situ juga sebab hidup teramat
berharga untuk kita jalani dengan biasa-biasa saja. Karena kita tidak tahu apa
yang akan terjadi esok hari, dan karena tak ada yang lebih monoton dari
kepastian.
Akhir dari tulisan ini, aku hanya ingin sedikit mendoakan.
Semoga Tuhan tetap menjaga hidupmu yang aku yakin bukan hanya untuk dirimu,
tapi juga untuk orang tua, teman, bahkan daun yang tak kuasa memindahkan
dirinya sendiri ke tempatnya. Sebuah
pekerjaan yang tentu adalah mulia dan sedikit banyak mengajari tentang
keikhlasan. Tentang membenarkan sesuatu yang belum tentu adalah kesalahan kita,
tentang membantu mereka yang terkadang tidak sadar bahwa mereka membutuhkannya.
Tetap sehat, tetap semangat, dan satu yang paling penting, tetaplah tersenyum
untuk dirimu dan orang-orang di sekitarmu.
Salam,
Andhika Yudha Prawira
*PS : Sesibuk apapun dirimu, jangan lupa tersenyum J
No comments:
Post a Comment